ANALISIS BUTIR SOAL DALAM ASESMEN BAHASA
Dosen Pengampu:
M. Bayu Firmansyah S.S, M.Pd.
Disusun oleh:
Puji Ayu S (16188201043)
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun Akademik 2018/2019
ANALISIS BUTIR SOAL DALAM ASESMEN BAHASA
Tujuan analisis butir soal tes adalah untuk mengungkapkan ciri-ciri, mutu butir tes, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan, penyusunan, dan penggunaan tes yang telah baik dan perlu dipertahankan. Dengan dilakukannya analisis butir soal, maka dapat digunakan: (1) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan butir tes; (2) untuk tersedianya informasi tentang spesifikasi butir soal secara lengkap; (3) untuk segera dapat diketahui masalah yang terkandung dalam butir soal; (4) untuk dijadikan alat guna menilai butir soal yang akan disimpan dalam kumpulan soal atau bank soal; (5) untuk memperoleh informasi tentang butir soal sehingga memungkinkan untuk menyusun beberapa pernagkat soal yang paralel.
ANALISIS TINGKAT KESULITAN
Tingkat kesulitan tes menunjukkan seberapa sukar atau mudahnya butir-butir tes yang telah diselenggarakan. Dengan analisis tingkat kesulitan dapat diungkap secara umum, apakah suatu tes tergolong terlalu mudah, mudah, sedang, sulit, atau terlalu sulit.
Analisis tingkat keuslitan dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut.
- Mengurutkan skor yang diperoleh peserta tes dari skor tertimggi sampai dengan skor terendah
- Menetapkan sebanyak 27,5% dari jumlah peserta tes dengan perolehan skor tinggi (disebut kelompok atas); 27,5% peserta tes dengan skor rendah (disebut kelompok bawah) dan sisanya disebut kelompok tengah. Langkah ini dilakukan jika jumlah peserta tes relatif besar; tetapi jika hanya sedikit, cukup dibedakan atas kelompok atas dan kelompok bawah saja.
- Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per peserta tes. Analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah.
Menganalisis tingkat kesulitan butir soal dengan menggunakan rumus.
ANALISIS DAYA PEMBEDA
Daya pembeda atau yingkat diskriminasi merupakan ciri butir tes yang digunakan untuk menunjukkan adanya perbedaan tingkat kemampuan antara kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan rendah.
Analisis daya pembeda dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut.
- Mengurutkan skor yang diperoleh peserta tes dari skor tertimggi sampai dengan skor terendah
- Menetapkan sebanyak 27,5% dari jumlah peserta tes dengan perolehan skor tinggi (disebut kelompok atas); 27,5% peserta tes dengan skor rendah (disebut kelompok bawah) dan sisanya disebut kelompok tengah. Langkah ini dilakukan jika jumlah peserta tes relatif besar; tetapi jika hanya sedikit, cukup dibedakan atas kelompok atas dan kelompok bawah saja.
- Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per peserta tes. Analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah.
- Menganalisis tingkat kesulitan butir soal dengan menggunakan rumus.
ANALISI BUTIR SOAL ESAI
Analisis tingkat kesulitan dan daya pembeda di atas, hanya dapat diterapkan pada jenis soal objektif. Sedangkan untuk jenis soal esai digunakan rumus Noll.
Langkah-langkah untuk menganalisis butir soal esai hampir sama dengan analisis butir soal objektif, yaitu sebagai berikut.
- Mengurutkan skor yang diperoleh peserta tes dari skor tertimggi sampai dengan skor terendah
- Menetapkan sebanyak 27,5% dari jumlah peserta tes dengan perolehan skor tinggi (disebut kelompok atas); 27,5% peserta tes dengan skor rendah (disebut kelompok bawah) dan sisanya disebut kelompok tengah. Langkah ini dilakukan jika jumlah peserta tes relatif besar; tetapi jika hanya sedikit, cukup dibedakan atas kelompok atas dan kelompok bawah saja.
- Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per peserta tes. Analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah.
- Menganalisis tingkat kesulitan butir soal dengan menggunakan rumus Noll.
ANALISIS PENGECOH
Analisis butir ini didasari pada suatu pemikiran, bahwa harus ada perbedaan frekuensi jawaban antara siswa kelompok atas dan kelompok bawah. Untuk setiap alternatif betul, kelompok atas harus memilih secara lebih banyak karena besarnya selisih jawaban betul inilah yang akan menentukan besar kecilnya indeks daya pembeda. Sebaliknya, alternatif-alternatif jawaban yang merupakan pengecoh, kelompok rendah harus memilih secara lebih banyak. Oleh karena itu, pengecoh yang baik adalah yang dapat dihindari oleh anak-anak pandai dan terpilih oleh anak-anak yang kurang pandai, jangan sampai terjadi sebaliknya.
Langkah-langkah untuk menganalisis butir soal esai hampir sama dengan analisis butir soal objektif, yaitu sebagai berikut.
- Mengurutkan skor yang diperoleh peserta tes dari skor tertimggi sampai dengan skor terendah
- Menetapkan sebanyak 27,5% dari jumlah peserta tes dengan perolehan skor tinggi (disebut kelompok atas); 27,5% peserta tes dengan skor rendah (disebut kelompok bawah) dan sisanya disebut kelompok tengah. Langkah ini dilakukan jika jumlah peserta tes relatif besar; tetapi jika hanya sedikit, cukup dibedakan atas kelompok atas dan kelompok bawah saja.
- Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per peserta tes. Analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah.
- Melakukan analisis pengecoh butir soal, dengan melihat dan membandingkan jumlah jawaban pada pengecoh antara kelompok atas dengan kelompok bawah. Pengecoh yang baik paling tidak harus terpilih oleh setidaknya 2% siswa. Kelompo atas harus memilih lebih banyak pada alternatif jawaban benar. Alternatif-alternatif jawaban yang merupakan pengecoh, kelompok bawah harus memilih lebih banyak daripada kelompok atas.
Komentar
Posting Komentar