Langsung ke konten utama

Pengembangan Materi Bahasa Ajar Pembejalaran Bahasa Indonesia



PENGEMBANGAN MATERI BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESI


Dosen Pengampu:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd






Disusun oleh:
Puji Ayu Sukmaningtyas (16188201043)



STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan
Tahun Akademik 2017/2018



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

            Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, social, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinatif yang ada adalam dirinya.
            Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
            Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan:
peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan
            menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar guru lebih mandiri dab leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dankemampuan peserta didiknya orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia dan daerah dapat menemukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

1.2  Rumusan Masalah

1)      Apa yang dimaksud dengan bahan ajar?
2)      Bagaimana wujud dan ragam bahan ajar?
3)      Bagaimana prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar?
4)      Apa saja jenis-jenis bahan ajar?
5)      Bagaimana langkah-langkah pemilihan bahan ajar?
6)      Bagaimana penentuan cakupan dan urutan materi pembelajaran?

1.3  Tujuan

1)      Untuk mengetahui pengertian bahan ajar.
2)      Untuk mengetahui wujud dan ragam bahan ajar.
3)      Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar.
4)      Untuk mengetahui jenis-jenis bahan ajar
5)      Untuk mengetahui langkah-langkah pemilihan bahan ajar
6)      Untuk mengetahui penentuan cakupan dan urutan materi pembelajaran



BAB II
PEMBAHASAN.

2.1   Pengertian Bahan Ajar

Sebelum memilih dan mengembangkan bahan ajar bahasa Indonesia prosedur utama yang harus dipenuhi adalah dilakukan analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Dengan memperhatikan analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, bahan ajar yang dipilih akan lebih rinci, jelas, benar dalam memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan secara optimal, serta menghindari dipilihnya bahan ajar yang kurang relevan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai.
            Dalam melakukan proses pembelajaran diperlukan bahan ajar. Bahan ajar yaitu seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar berisi materi pembelajaran yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Sedangkan pengembangan bahan ajar merupakan upaya penyusunan bahan ajar baik yang berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis oleh guru untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas.

2.2   Wujud dan Ragam Bahan Ajar Bahasa Indonesia di MI
Dalam pembelajaran bahasa perlu menggunakan pendekatan komunikatif yang menuntut dilaksanakannya analisis kebutuhan (need analysis). Analisis kebutuhan yaitu menganalisis apa yang menjadi kebutuhan pembelajaran bahasa yang akan dipelajari.
Dibawah ini adalah pendapat beberapa pakar mengenai kebutuhan:
Menurut Wilkins

1)             Apa yang seharusnya dikuasai siswa bahasa di MI dengan bahasa indonesia yang dipelajari?
2)             Apa yang seharusnya dikuasai siswa berkenaan dengan unsur bahasa untuk kepentingan pemakaian bahasa pada waktu yang akan datang / unsur bahasa manakah yang harus dikuasai?
Menurut Porcher
1)              Apa yang ingin / harus dilakukan pelajar bahasa (kebutuhan komunikasi)?
2)              Tindakan berbahasa apa yang harus dapat dilakukan dengan bahasa yang sedang dipelajari (kebutuhan bahasa)?
3)              Apa yang harus dipelajari agar mampu melaksanakan  tindak berbahasa (kebutuhan kebahaaan)?

Dari kedua pendapat tersebut, kebutuhan berbahasa, kebutuhan komunikasi dan kebutuhan kebahasaan sangat erat kaitannya. Kebutuhan aktivitas berbahasa pelajar bahasa Indonesia di MI diorientasikan pada penguasaan keterampilan berbahasa sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa dan lingkungan pelajar. Kompetensi seperti terampil membaca wacana pendek dengan lafal tepat lebih diutamakan daripada “dapat menyebutkan macam-macam lafal bunyi”.
Dalam mengembangkan bahan dapat kita jumpai berbagai bentuk-bentuk bahan:
  • ·                       Buku latihan
Berupa buku yang berisi latihan-latihan soal yang digunakan guru untuk menguji pemahaman peserta didik selama pembelajaran.
  • ·                       Kartu petunjuk
Berupa perintah yang digunakan untuk menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Misalnya, Berilah tanda silang (x) pada jawaban di bawah ini yang menurut anda benar!
  • ·                       Kartu aktifitas
        Berupa lembaran/buku yang berisi seluruh kegiatan yang dilakukan guru maupun peserta didik selama proses pembelajaran. Dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran selama 1 hari. Sehingga setiap harinya terdapat lembaran hasil aktivitas yang dilakukan guru dan peserta didik sebagai dokumentasi dan acuan dalam menilai perkembangan peserta didik.
  • ·                       Materi latihan
        Berupa materi yang diajarkan oleh guru kepada siswa yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan indikator yang akan dicapai sekaligus sebagai bahan dalam mengerjakan latihan soal setelah materi dipelajari.
  • ·                       Panduan praktis
        Berupa petunjuk yang diperoleh siswa ketika akan melakukan penelitian atau percobaan.

2.3  Prinsip Dalam Memilih Bahan Ajar

Menurut Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2006) menguraikan beberapa prinsip-prinsip bahan ajar sebagai berikut:
1)      Prinsip relevansi (keterkaitan). Materi pembelajaran harus memiliki hubungan atau keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa-siswi berupa membuat tulisan sederhana, materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa keterampilan menulis.
2)      Prinsip konsistensi (keajegan). Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa-siswi ada dua macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa-siswi adalah mampu untuk menulis karangan maka bahan ajar yang diajarkan adalah menulis dengan baik dan pengorganisasian karangan.
3)      Prinsip Kecukupan (cukup memadai). Artinya materi yang diajarkan tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan memerlukan waktu pembelajaran yang seharusnya bisa digunakan untuk materi yang lain.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dipahami bahwa prinsip bahan ajar yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Menimbulkan minat baca
2)      Ditulis dan dirancang untuk siswa
3)      Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
4)      Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai
5)      Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih
6)      Mengkomodasi kesulitan siswa
7)      Memberikan rangkuman
8)      Gaya penulisan komunikatif dan semi formal
9)      Kepadatan berdasar kebutuhan siswa
10)  Menjelskan cara mempelajari bahan ajar

2.4  Jenis-jenis Bahan Ajar

1.      Bahan ajar pandang (visual) yang terdiri atas bahan cetak (printed), seperti antara lain hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti model/market.
2.      Bahan ajar dengar (audio), seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
3.      Bahan ajar pandang dengar (audio visual), seperti video campact disk, film.
4.      Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material), seperti CAI (Computer Assistented Instruction), Copack Disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis we (Web based learning materials).

2.5 Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar
     Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetnsi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar (Ghafur, 1986). Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi hal-hal sebagai berikut:

1)      Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasikan aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran untuk membantu pencapaiannya.
2)      Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
3)      Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi atau penilaian yang berbeda-beda.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau psikomotorik.

2.6 Penetuan Cakupan Dan Urutan Materi Pembelajaran

  • ·         Penentuan cakupan materi pembelajaran
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor,  karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran.
Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.
Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat diajarkan di SD, SMP dan SMA, juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa menunjukkan reaksi kimianya. Di SMA reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari dan di perguruan tinggi reaksi kimia dari proses fotosintesis semakin diperdalam.

Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

  • ·         Urutan  Materi  Pembelajaran
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi  pembelajaran  mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya,  materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.
a)      Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah: dalam menelpon, dalam mengoperasikan peralatan  kamera video, cara menginstalasi program computer, dan sebagainya.
b)      Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahan ajar yaitu seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Wujud dan Ragam bahan ajar. Menurut Wilkins bahan ajar meliputi Apa yang seharusnya dikuasai siswa bahasa di MI dengan bahasa indonesia yang dipelajari; Apa yang seharusnya dikuasai siswa berkenaan dengan unsur bahasa untuk kepentingan pemakaian bahasa pada waktu yang akan datang / unsur bahasa manakah yang harus dikuasai;
Sedang Menurut Porcher yaitu, Apa yang ingin / harus dilakukan pelajar bahasa (kebutuhan komunikasi); Tindakan berbahasa apa yang harus dapat dilakukan dengan bahasa yang sedang dipelajari (kebutuhan bahasa); Apa yang harus dipelajari agar mampu melaksanakan  tindak berbahasa (kebutuhan kebahaaan)
Prinsip dalam memilih bahan ajar sendiri meliputi (1) Prinsip Relevansi, (2) Prinsip Konsistensi; (3)  Prinsip Kecukupan. Bahan ajar dapat pula berupa. Bahan ajar pandang (visual),  bahan ajar dengar (audio),   bahan ajar pandang dengar, bahan ajar multimedia interaktif.


DAFTAR PUSTAKA

Moch. Tolchah, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia MI. Surabaya: PT. Revka Petra Media.
Mudlofir, Ali. 2012. Aplikasi Pengembangan KTSP dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Tim Penyusun Bahan Ajar UIN Sunan-Ampel. 2014. Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Surabaya: UINSA Press.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS WACANA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

ANALISIS WACANA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Dosen Pengampu: M. Bayu Firmansyah, M.Pd Disusun oleh: Puji Ayu Sukmaningtyas (16188201043) STKIP PGRI PASURUAN Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan Tahun Akademik 2017/2018 Kata pengantar             Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyeles aikan makalah yang berjudul ” ANALISIS WACANA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA “ Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan, sampai penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak baik secara langsung   maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih   dan kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari ...

Pendekatan Linguistik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

“ PENDEKATAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ” Dosen pembimbing : M. Bayu Firmansyah, M.Pd Disusun Oleh : Nama : Puji Ayu Sukmaningtyas NIM : 16188201043 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI PASURUAN Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 2016-2017 A. Pendekatan Linguistik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia    Pembelajaran bahasa Indonesia diberikan di sekolah dengan tujuan agar peserta didik dapat berbahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini penting bagi peserta didik untuk mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah, karena bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar untuk seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah hingga perguruan tinggi. Peserta didik yang tidak menguasai bahasa Indonesia akan mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itulah ilmu linguitik dipe...

Berbahasa Secara Komunikatif dan Santun

BERBAHASA SECARA KOMUNIKATIF DAN SANTUN Dosen Pengampu: M. Bayu Firmansyah, M.Pd Disusun oleh: Puji Ayu Sukmaningtyas (16188201043) STKIP PGRI PASURUAN Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan Tahun Akademik 2017/2018 Kata pengantar             Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyeles aikan makalah yang berjudul ” BERBAHASA SECARA KOMUNIKATIF DAN SANTUN “ Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan, sampai penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak baik secara langsung   maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih   dan kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesem...