ANALISIS KONTRASTIF
(AK) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
Dosen Pengampu:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun oleh:
Puji Ayu Sukmaningtyas (16188201043)
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan
Tahun Akademik 2017/2018
- Memahami AK
Hambatan terbesar dalam proses menguasai bahasa kedua (B2)
adalah tercampurnya sistem bahasa pertama (B1) dengan sistem B2. Analisis
Kontrastif (AK) mencoba menjembatani kesulitan tersebut dengan mengontraskan
kedua sistem bahasa yang ada untuk meramalkan kesulitan-kesulitan terjadi.
Manusia memperoleh bahasa melalui proses yang sangat
kompleks. Oleh karena itu, beberapa ahli mencoba untuk menghubungkan berbagai
faktor yang ikut terlibat dalam proses penguasaan bahasa. Faktor-faktor
tersebut meliputi faktor bentuk bahasa (berupa bunyi, sistem bunyi dan struktur
gramatik yang dipakai sebagai sarana agar fungsi komunikatif dapat berlangsung)
dan faktor sistem bahasa (berupa unit-unit dan struktur kebahasaan) yang akan
mempengaruhi faktor-faktor psikologi.
Analisis Kontranstif muncul pada waktu Fries (1945)
mengajukan hipotesis bahwa materi pengajaran yang paling efektif dalam proses
menguasai B2 adalah materi yang didasarkan pada deskripsi secara cermat
mengenai bahasa target yang akan dipelajari dan kemudian dibandingkan dengan
bahasa ibu.
Dalam perjalannya teori Analisis Kntranstifpun mengalami
banyak pertentangan, diragukan, dan mendapat kritik oleh banyak pihak. Seperti
yang dinyatakan Ronald Wardhaugh (1970). Namun dari banyaknya kritik terhadap
AK masih ada jala untuk dapat menerapkannya AK dalam pembelajaran bahasa kedua.
Linguistik Kontranstif adalah suatu cabang ilmu bahasa yang
tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa sehingga
kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa dilihat. Pengontrolan dua bahasa itu
sebainya dilakukan terhadap fonologi, struktur gramatik,
kosakata serta sistem tulisan (Lado,
1975).
Dalam pengontrolan dua sistem tulisan juga termasuk penting, meski tulisan
bukan termasuk bahasa. Pengontrolan dua sistem bahasa digolongka sebagai AK
versi keras (Setrong Version) menuntut
dilibatkannya berbagai teori linguistik dari para linguis, meskipun pandangan
mereka berbeda-beda, dan menuntut agar kemestaan bahasa dirumuskan dalam teori
yang lebih komprehensif . Dan AK versi lemah (Weak Version) yaitu AK
cukup menggunakan pengetahuan kebahasaan yang paling baik yang ada padanya
untuk mempertanggungjawabkan kesulitan belaja B2 yang diamati.
AK sendiri memiliki beberapa versi yaitu versi
keras (VK), versi lemah (VL), dan versi moderat (VM). Kelompok ini mencoba
merasionalkan AK berdasarkan tiga sumber yaitu:
1)
pengalaman dalam praktik mengajar
para guru bahasa kedua;
2)
studi mengenai bahasa antara;
3)
dan teori belajar bahasa.
Meskipun AK bervariasi, usaha untuk mengontraskan dua
sistem bahasa hendaknya dilakukan dengan langkah-langkah:
a)
Deskripsi kedua bahasa yang akan
dikontraskan.
b)
Seleksi unsur-unsur kesamaan dan
perbedaan kedua bahasa.
c)
Mengontraskan perbedaan kedua
sistem bahasa.
d)
Meramalkan sebab-sebab kesulitan
belajar berdasarkan hasil pengontrasan tersebut.
Sesungguhnya
Analisis Kontranstif pada dasarnya bertujuan untuk:
a)
Memberikan wawasan tentang
persamaan dan perbedaan antara bahasa pertama dengan bahasa kedua yang akan
dipelajari.
Tujuan
pertama ini dimaksudkan untuk menegakkan kesemestaan bahasa serta ciri-ciri
khas dari masing-masing bahasa.
b)
Menjelaskan dan memperkirakan
masalah-masalah (yang timbul) dalam belajar B2.
Tujuan
yang kedua yaitu ingin mengukuhkan pendapat pembelajar B2 bahwa bahasa itu
berbeda-beda.
c)
Mengembangkan bahan pelajaran
bahasa kedua untuk pengajaran bahasa.
Tujuan
yang ketiga yaitu pengembangan materi pembelajaran bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa: untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa
Jurusan Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komentar
Posting Komentar